Oleh : Romo Yohanes Bambang,MTS.
Salah satu perbedaan antara Orthodox dan Protestan adalah
Penghormatan Gereja Orthodox terhadap salib.
Para Saudara kita Protestan tidak menandai diri mereka sendiri dengan
tanda salib sebelum atau sesudah doa, dan mengatakan :”Dalam Nama Sang Bapa,
dan Sang Putra serta Sang Roh Kudus” Mereka tidak menandai makanan dengan tanda
Salib sebelum makan, maupun tidak menggunakan salib untuk memberkati
orang-orang atau pakaian.
Para Saudara kita Protestan terisi bahwa mereka percaya salib
hanya di dalam hati mereka tanpa menggunakannya. Baru-baru ini sampai mereka
tidak menancapkan Salib pada gereja-gereja mereka. Banyak dari mereka yang
tidak mengenakan salib dan tidak satupun dari mereka memegang salib di tangan
mereka. Mereka juga tidak merayakan
pesta-pesta salib pun juga tidak menggunakan arak-arakan dengan memegang salib
sementara menyanyikan kidung-kidungan dan puji-pujian. Mereka tidak mencium
salib dan tidak mengambil suatu berkat darinya.
Sekarang kita akan berusaha menerangkan mengapa Orthodoxia
memberi demikian penting pada salib dan kita akan melihat bahwa membuat tanda
salib itu sangat bermanfaat, berguna dan sesuai dengan pengajaran Kitab Suci.
1). Penekanan Tuhan
Yesus Kristus Tentang Salib
Sejak permulaan Pelayanan Tuhan, selama pengajaranNya dan
terutama pada penyalibanNya, Dia telah meletakkan penekanan yang cukup besar
pada Salib. Dia berkata : “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak layak bagiKu” ( Mat 10:38) dan “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat 16:24, bandingkan
Mrk 8:34). Dalam PercakapanNya dengan orang muda yang kaya, Dia berkata padanya
: “..pergilah , juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang
miskin , maka engkau akan beroleh harta di sorga , kemudian datanglah ke mari
dan ikutlah Aku” ( Mark 10:21). Ia juga berkata : “Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak
dapat menjadi muridKu” ( Mat 14:27).
2). Salib adalah inti
dari pelayanan para malaikat dan Para rasul
Suatu pokok yang penting adalah bahwa sang malaikat yang
memberitakan kebangkitan Tuhan itu berkata pada para wanita : “…kamu mencari
Yesus yang telah disalibkan itu. Ia
tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah
dikatakanNya..” (Mat 28:5-6). Jadi jelas Sang malaikat itu menyebut Tuhan “yang
telah disalibkan”, meskipun Dia itu telah bangkit. Dengan demikian gelar “Disalibkan” itu terus
dikaitkan pada Tuhan.
Para bapa rasul telah menekankan penyaliban Tuhan dalam
kotbah mereka. Dalam kotbahnya pada orang-orang yahudi, Js. Petrus mengatakan :
“Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat
Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” ( Kis 2:36). Js.
Paulus mengatakan : “…kita memberitakan Kristus yang disalibkan” ( 1 Kor 1:23),
meskipun penyaliban Tuhan itu telah dipandang sebagai “suatu batu sandungan dan
bagi kebodohan orang orang Yunani”.
Sang rasul memandang Salib adalah esensi dari kekristenan dan
mengatakan : “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu
Dia yang disalibkan” ( 1 Kor 2:2). Yang
ia maksudkan bahwa salib adalah satu-satunya pokok yang dia ingin ketahui.
3). Salib adalah Obyek
kemuliaan Para rasul
Js. Paulus Sang rasul mengatakan :”Tetapi aku sekali-kali
tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus” ( Gal 6:14).
Kalau kita meminta dia rahasia dibalik kata-kata ini, ia akan terus dan
mengatakan :”sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (
Gal 6:14)
4). Ketika kita membuat
tanda salib, kita mengingat banyak arti kudus dan rohaninya
Kita ingat akan kasih Allah pada kita, yang demi keselamatan
kita telah mati untuk kita :”Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing
kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian” ( Yes 53:6). Ketika kita membuat tanda salib, kita
ingat akan :”Anak Domba Allah yang mengambil dosa dunia” ( Yoh 1:29), dan bahwa :”Ia
adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” ( 1 Yoh 2:2)
5). Ketika kita membuat
tanda salib, kita mengaku bahwa kita ikut disalibkan.
Bagi mereka yang
mengambil salib hanya dengan arti rohaninya kedalam hati tanpa menunjukkan
tanda tanda nyata, itu tidak mengungkapkan secara terbuka milik yang kita nyatakan dalam
wujud dengan membuat tanda salib, didalam mengenakan dan mencium salib di depan
semua orang, dalam ukiran di pergelangan tangan kita dan sampai meningkat pada
tempat-tempat ibadah kita. Dengan melakukan semua ini, maka kita sedang
memberitakan keyakinan kita ini secara terbuka. Kita tidak memalukan salib Kristus
di depan orang-orang namun kita memuliaakannya, dipanggil olehnya, merayakan
pesta-pestanya dan berpegang teguh bahkan tanpa kita mengambil salib,
penampakan kita itu menyatakan keyakinan kita.
6). Manusia tidak hanya roh dan pikiran, namun
ia juga mempunyai indra jasmani yang
seharusnya indra tersebut melintasi melalui sarana salib yang disebutkan diatas
Tidak semua orang itu datang dari tingkat kerohanian yang
sama dan tidak memerlukan indra bagi perenungan kerohanian mereka. Indra itu
diberi gizi oleh semua sarana yang telah disebutkan diatas dan tidak dibatasi
dalam diri mereka sendiri, namun mereka itu mentransfer efek-efek yang mereka
terima pada pikiran dan roh. Pikiran itu
sendiri mungkin tidak mengingat salib atau
mungkin tidak mengingatnya terlalu banyak. Namun saat ia memahami salib
sebelumnya, melalui indra, ia mengingat semua perasaan kudus dan rohani yang
dihubungkan dengan salib dan tersalibkan. Dengan demikian kita menyembah Allah
secara rohani, intelek dan fisik, yang mana semua ini menguatkan satu sama
lain.
7. Kita tidak membuat
tanda Salib Keheningan, namun kita katakan : “dalam nama Sang Bapa dan Sang
Putra serta Sang Roh Kudus”
Kartena itu setiap saat
kita membuat tanda salib, kita mengaku keyakinan kita dala Tritunggal Mahakudus yang adalah Allah
selamanya. Amen. Dengan demikian kita diberi kesempatan tetap mengingat akan
Tritunggal Mahakudus dalam hidup dan kehidupan ini.
8). Dalam membuat tanda
Salib, kita menyatakan keyakinan kita dalam Inkarnasi dan Penebusan.
Kita membuat tanda salib dari atas kebawah dan dari kiri ke
kanan. Kita mengungat bahwa Allah telah
turun dan memindahkan umat manusia dari kiri ke kanan, dari kegelapan kepada
terang, dari kematian kepada hidup. Berapa banyak penerungan yang kita pikirkan
dengan otak kita dan rasa dengan hati kita ketika kita membuat tanda salib.
9). Membuat tanda salib
adalah suatu pengajaran agama kepada anak-anak kita dan pada orang-orang lain.
Ia yang membuat tanda salib saat dia berdoa, saat dia masuk
Gereja, saat dia makan, saat dia akan tidur dan segala waktu, adalah dia yang
mengingat salib. Peringatakan ini adalah bermanfaat untuk kerohanian dan secara
Alkitabiah sangatlah diperlukan. Hal ini juga mengajar umat, khususnya
anak-anak kecil, bahwa Kristus telah disalibkan.
10).Dalam Membuat tanda
Salib, Kita memberitakan kematian Tuhan bagi kita, sesuai dengan PerintahNya
Ini adalah Perintah Tuhan untuk memberitakan kematianNya (bagi penebusan kita) sampai Dia datang ( l Kor 11:26). Setaip waktu kita
membuat tanda salib kita mengingat kematianNya dan akan mengingat Dia sampai
Dia datang.
Kita juga mengingat Tuhan dalam Perjamuan kudus namun
Sakramen ini tidak dirayakan tidak terus menerus sedangkan kita dapat mem,buat tanda salib itu
setiap saat, dan mengingat kematian Tuhan bagi kita.
11). Dalam membuat
tanda salib, kita memgingat bahwa penghukuman dosa itu adalah kematian
Itulah mengapa Kristus telah mati. Kita telah mati dalam pelanggaran
( Ef 2:5), namun Kristus telah mati bagi kita diatas salib dan telah memberi
kita kehidupan. Diatas Salib Dia telah membayar harga dan telah berkata pada
sang Bapa “Bapa ampunilah mereka”.
12). Kita membuat Tanda
Salib kita mengingat kasih Allah bagi kita
Kita mengingat bahwa salib adalah suatu persembahan kasih.
“karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16). Kita mengingat
bahwa “Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa….diperdamaikan dengan Allah
oleh kematian AnakNya” ( Rom 5:8,10). Di dalam salib kita mengingat kasih Allah
terhadap kita, karena “tidak ada kiasih yang lebih besar daripada kasih
seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” ( Yoh 15:13).
13. Kita membuat tanda
salib karena salib memberi kita kuasa
Js. Paulus telah
merasa akan kuasa salib dan berkata : “Tetapi aku sekali-kali tidak mau
bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia
telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” ( Gal 6:14) dan “Sebab pemberitaan
tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi
kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” ( 1 Kor 1:18).
Kita memberitahu bahwa ia tidak mengatakan bahwa penyaliban itu adalah kuasa
Allah, namun bahwa kata salib itu sendiri semata-semata “kuasa Allah”.
Karena itu, saat kita membuat tanda salib dan saat kita
menyebut salib, kita diisi dengan kuasa sebab kita mengingat akan salib itu,
melalui salib, Tuhan telah menginjak-injak kematian dan telah memberikan
kehidupan bagi semua orang, telah mengalahkan dan mengatasi setan.l
Karena itu :
14). Kita membuat tanda
salib karena setan takut akan salib
Segenap usaha setan semenjak penciptaan Adam sampai Akhir
dunia, itu berakhir pada titik nol diatas kayu salib. Allah telah membayar
dengan harga melalui darahNya. Ia telah menghapuskan dengan darahNya dosa-dosa
semua orang yang percaya dan setia padaNya. Karena itu kapan saja Setan melihat
Salib, setan itu bergemetaran, mengingat kekalahan besar dan kehilangan
hasratnya dan mundur.
Dengan demikian jelas bahwa anak-anak Allah menggunakan tanda
salib itu, karena salib adalah tanda kemenangan dan kuasa Allah. Mereka diisi
dengan kuasa kedalam, dan musuh gemetar dibuatnya.
Mengangkat Ular di masa lampau (kisah Nabi Musa & tongkat
ular tembaga), adalah obat bagi umat dan keselamatan dari kematian, menyerupai
mengangkat kemuliaan Allah diatas kayu salib. Hal ini juga menyerupai tanda
salib dalam kasiat-kasiatnya ( Yoh 3:14).
15). Dalam Membuat
tanda salib, kita menerima suatu berkat
Seluruh dunia telah dikutuk dan telah berada dibawah
penghukuman maut. Tetapi pada kayu salib Tuhan telah memanggul segenap kutuk
kita, untuk memberi kita berkat pendamaian dengan Allah ( Rom 5:10), berkat
kehidupan baru yang murni, berkat keanggotaan tubuhNya. Semua anugerah
Perjanjian baru itu didapat dari salib. Itulah menmgapa Para Imam ( Presbiter)
menggunakan salib dalam memberi berkat, menandakan bahwa berkat tidak datang
dari mereka namun dari salib Tuhan yang telah mempercayainya mereka untuk digunakan memberkati apa saja.
Apalagi mereka menggunakan salib karena mereka mendapatkan keimamannya itu dari
keimamannya dari yang tersalibkan Semua
berkat Perjanjian Baru itu memancar dari salib Tuhan dan dari kasiat-kasiat
dari salib itu.
16). Salib digunakan
dalam semua Sakramen Kudus dalam Kekristenan
Semua Sakramen bersumber dari darah Kristus di atas kayu
salib. Jika bukan karena salib, kita tidak akan pernah layak untuk mendekati
Allah sebagai anak-anakNya dalam Sakramen Baptisan, kita tidak akan pernah
layak untuk mengambil tubuh dan darahNya dalam Sakramen Perjamuan Kudus ( 1 KOr
11:26), pun kita tidak akan pernah nampu untuk menikmati anugerah apapun dari
sakramen-sakramen Gereja jika tanpa salib.
17). Kita memuliakan
salib untuk mengingat persekutuan kita dengannya
Kita mengingat kata-kata Js. Paulus yang mengatakan :” namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup di dalam aku, melainkan
Kristuis yang hidup di dalam aku..” ( Gal 2:20) dan “…..ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya..” ( Fil 3:10). Disini kita meminta bagi diri kita sendiri :
kapan dapatkah kita masuk kedalam persekutuan Penderitaan Kristus dan berdoa
dengan Dia ?
Kita juga mengingat Pencuri yang bertobat yang telah
disalibkan bersama dengan Tuhan dan pantas untuk bersama-sama dengan Dia di
Firdaus. Barangkali ia sedang bernyanyi dalam Firdaus nyanyian Js.Paulus : “
Aku telah disalibkan bersama dengan Kristus”
Aspirasi kita adalah untuk naik keatas salib dengan Kristus.
Salib adalah kemuliaan kita kapanpun salib itu datang, itu berhubungan dengan
indra kita.
18). Kita mengagungkan Salib Sebab salib adalah
Kesukaan Sang Bapa
Sang Bapa telah menerima Kristus diatas kayu salib sebagai
korban penghapus dosa yang menyenangkan dan sebagai korban bakaran. Ia adalah
bau semerbak wewangi yang menyenangkan Tuhan ( Im 1:9,13,17). Terkait dengan
hal ini, Nabi Yesaya mengatakan :
“Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan…” ( Yes 53:10).
Tuhan Yesus Kristus itu telah memuaskan Sang Bapa dalam
segenap kehidupanNya diatas dunia ini. Namun Dia telah masuk kedalam kepenuhan
kepuasan ini di atas kayu salib saat Dia “telah merendahkan diriNya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” ( Fil 2:8).
Setiap saat kita melihat salib, kita mengingat kesetiaan yang
sempurna dan ketundukkan yang sempurna sehingga kita boleh menyerupai Kristus
dalam kesetiaanNya sampai pada titik kematian.
Salib adalah obyek yang menyenangkan Sang Bapa, juga obyek
yang menyenangkan Putra yang tersalibkan, dan tekait dengan hal ini tertulis :”yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan
bagi Dia,…”( Ibr 12:2). Dengan demikian sukacita yang penuh dari Kristus itu
ada di dalam Salib. Biarlah kita menjadi seperti Dia.
19). Di dalam salib kita pergi kepada Kristus di luar
perkemahan dan menanggung-Nya cela (Ibrani 13:13).
Cela Kristus adalah Penyaliban dan PenderitaanNya.
Didalam membuat tanda salib, kita hidup
kembali merasakan Pekan Kudus dan mengingat apa yang dikatakan tentang nabi
Musa : “Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada harta
Mesir..” ( Ibrani 11:26)
20). Kita memanggul Salib Kristus
sebab Salib mengingatkan kita tentang KedatanganNya yang kedua kali
Kita Suci mengatakan tentang akhir jaman dan kedatangan
Tuhan : “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua
bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak manusia itu datang di
atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” ( Mat
24:30).
Karena itu marilah kita memuja-agungkan salib, tanda Anak
manusia, sekarang di bumi sepanjang kita mengharapkan untuk melihatnya di dalam
sorga saat Ia datang di awan sorgawi pada kedatanganNya yang mulia.