Oleh : Romo Yohanes Bambang, MTS.
Berbicara tentang Gereja
Perdana atau yang disebut dengan sebutan Gereja Orthodox, maka segera muncul
pertanyaan: Gereja apakah itu dan aliran darimana ? Pertanyaan yang
demikian ini muncul bukanlah sesuatu yang mengherankan, karena keberadaan
Gereja Orthodox ini, tidaklah dikenal dan tidak terlintas dalam pemikiran
orang-orang Indonesia.
Sebab dalam buku-buku yang
ditulis oleh pihak Gereja Katolik Roma maupun denominasi-denominasi Protestan,
segala sesuatu sebelum munculnya Protestanisme dan sesudah zamannya Para Rasul
selalu dianggap Gereja Katolik Roma saja, dan itu semua termasuk zaman
kegelapan , anggapan seperti ini terutama muncul dari fihak Protestan. Dalam
cara pandang seperti ini, maka orang hanya akan melihat kekristenan dalam dua
wajah saja yaitu jika tidak Katolik Roma ya Protestan, apapun itu bentuknya.
Itulah sebabnya banyak orang
tak dapat meletakkan Gereja Orthodox atau Gereja Perdana secara tepat dalam
spektrum Katolik Roma atau Protestan. Sebab ternyata Gereja Orthodox itu
bukanlah bagian dari Gereja Reformasi, dan bahkan jauh lebih tua dari Gerakan
Reformasi itu, dengan demikian tidak termasuk denominasi Protestan. Juga Gereja
Orthodox tak pernah merupakan bagian dari Sejarah dan pemikiran yang
mempengaruhi benua Barat yang memunculkan pemahaman Iman Gereja Barat yang
berpusat di Roma, jadi Gereja Orthodox bukan bagian Gererja Katolik Roma
modern, namun Gereja Orthodox adalah berasal dari awal munculnya Kekristenan
itu sendiri.
Kalau Gereja Perdana atau
Gereja Orthodox itu muncul dari awal Kekristenan itu sendiri, maka Gereja ini
adalah Gereja seperti yang dinubuat- katakan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri
bahwa :
“Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan
jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat 16:18).
Apa yang dikatakan Tuhan Yesus
ini yaitu bahwa Ia akan mendirikan “jemaatNya” atau “GerejaNya”, setelah Dia
disalibkan, dikuburkan, bangkit dari antara orang mati, naik ke sorga dan duduk
disebelah kanan Sang Bapa, serta Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, maka
“Gereja” yang dikata-nubuatkan oleh Tuhan Yesus itu terwujudlah. Oleh karena
itu, tidaklah heran bahwa turunnya Roh kudus pada hari Pentakosta (Kis 2) pada
tahun 33 Masehi itu disebut sebagai lahirnya Gereja. Dan dengan turunnya Roh
kudus serta dikuasainya para Rasul oleh Roh Kudus tersebut, maka mulailah
gerakan besar-besaran, di mana berita Injil atau kebangkitan Yesus Kristus dari
antara orang mati itu mulai dikobarkan oleh Para Rasul.
Pemberitaan Injil yang
dilakukan oleh Para Rasul ini, disamping sebagai kesetiaannya terhadap mandat
yang diberikan oleh Tuhan Yesus pada mereka sebelum kenaikanNya (Matius 28:20),
juga merupakan dorongan dari Roh Kudus pada mereka untuk melaksanakan tugas
mulia tersebut. Dan inti berita atau Injil yang dikumandangkan oleh Para Rasul
kepada mereka yang belum mengenal akan Allah adalah mengenai kesengsaraan
sampai dengan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Berita ini
semula diberitakan secara lisan, karena Kristus memang tak perrnah menulis
Kitab ataupun menerima Kitab dari Sorga, itu sebabnya Dia tak pernah
meninggalkan Kitab apapun pada Para Rasul, karena Dia itu sendirilah Firman
Allah yang menjadi manusia. Kerygma
Rasuliah ini secara lisan itu mula-mula disebarkan hanya disekitar
daerah Palestina, dan akhirnya menjadi ajaran lisan komunitas yang baru, yang
disebut sebagai “Gereja” atau “Ekklesia”, dan dari kata “Ekklesia” inilah
muncul dan timbullah kata “Gereja” yang berasal dari Portugis “Igreja” dan
sepadan dengan kata Spanyol “Iglesia”. Para Rasul itu akhirnya menyebarkan
berita baik itu kemana-mana: mulai dari Yerusalem dan seluruh Palestina,
kemudian keseluruh Siria, Asia Kecil (kini negara Turki), Yunani, Afrika Utara
terutama di Alexandria (Mesir) dan Kartago (Libia). Inilah batas sebelah barat
dunia timur pada saat itu. Sedangkan ke Timur lagi, Injil tersebar ke
Edessa (pada akhirnya menjadi kerajaan Kristen pertama kali karena Raja Abgar
tersembuhkan dari penyakit kustanya melalui Sapu tangan Yesus atau disebut
“Mandilion”), Mesopotania (Irak, Babilon), Persia (daerah Siria Timur) sampai
ke India sebelah selatan. Sedangkan ke Barat lagi Injil diterima di Benua Eropa
Barat, mulai dari Roma/Itali, Spanyol, dan natinya akan berkembang ke Seluruh
Eropa. Dengan demikian jelas bahwa Injil itu tersebar dari Timur ke Barat dan
di seluruh benua : Asia, Afrika, Dan Eropa. Disini terlihatlah sudah bahwa Iman
Kristen itu pada dasarnya Agama Timur (Timur Tengah).
Pada saat inilah
dokumen-dokumen yang akhirnya menjadi Kitab Suci Perjanjian Baru, mulai
dituliskan oleh Para Rasul yang berdiri sebagai Para pemimpin Gereja, dan
surat- surat yang ditulis itu ditujukan pada Gereja. Gereja yang berada : di
Roma, Korintos, Galatia, Efesus dll. Dan Para Pemipin Gereja yang secara
langsung sebagai murid Para Rasul ini adalah Titus, Timotius, Filemon dll, yang
telah mereka angkat dan pilih. Dengan demikian jelas bahwa Gereja itu telah ada
lebih dahulu sebelum Kitab Suci Perjanjian Baru itu dikanonkan. Pada saat ini
orang-orang Non-Yahudi mulai diterima sebagai anggota Umat Allah, setelah
adanya penyelesaian masalah penerimaan mereka, dan penyelesaian masalah
dogmatis mengenai kedudukan Taurat, dalam Rapat Agung atau disebutKonsili Para
Rasul pertama kali di Yerusalem (Kis 15). Konsili segenap Gereja inilah yang
menjadi landasan adanya konsili-konsili di sepanjang sejarah itu.
Orang-orang yang bertobat
itu hanya perlu beriman kepada Yesus Kristus tanpa harus menjadi Yahudi dengan
mengikuti ritus-ritus Taurat, lalu dibaptiskan serta menjadi anggota Ekklesia
yang dipimpin dan digembalakan oleh para Presbiter (Penatua) dan Episkop
(Penilik Jemaat) (Kis 20:17, 28), dimana mereka ini menerima pentabisan
dari Para Rasul itu sendiri (Kis 4:23) sebagai mata rantai pelanjut dan
pengganti pelayanan Rasuliah. Para Rasul sendiri tidak menjadi Gembala
(Episkop/Presbiter) secara lokal dari Gereja lokal tertentu secara permanen
dimanapun juga. Masing-masing kelompok Ekklesia itu mempunyai ciri khasnya dan
masalah-masalahnya sendiri, sebagaimana hal itu dapat kita lihat dalam Kitab
Perjanjian baru, namun seluruh Ekklesia dipanggil untuk memegang doktrin yang
sama dan melaksanakan ahklak hidup dan Ibadah yang sama pula.